Pengembangan Potensi Lokal dengan Pengolahan Sabut Kelapa Menjadi Cocopeat Block dengan Nilai Ekonomi Tinggi
Abstrak
Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, mulai dari perubahan rantai pasok dunia hingga penurunan investasi asing ke Indonesia. Penurunan tersebut dapat dilihat melalui perlambatan ekonomi yang turun dari 5,02% pada tahun 2019 menjadi 2,97% pada tahun 2020. Penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut juga diikuti dengan peningkatan jumlah pengangguran, yang menurut data bank dunia, meningkat dari 5,28% pada tahun 2019 menjadi 7,07% pada tahun 2020. Sebagai mahasiswa saya ingin membantu dalam pemulihan perekonomian Indonesia dengan berinovasi sesuai bidang kami di bidang studi Agroteknologi dengan memanfaatkan olahan sabut kelapa yang menjadi potensi lokal yang tersedia melimpah di daerah kami Kabupaten Kebumen karena masih jarang industri di Kabupaten Kebumen yang mengangkat Cocopeat sebagai produk mereka. Kebanyakan dari mereka berfokus pada olahan tambang dan matras, dan Cocopeat mereka anggap sebagai limbah produksi yang pada akhirnya hanya menumpuk atau dijual dengan harga yang rendah. Dalam bercocok tanam, tak hanya tanah yang bisa diandalkan sebagai media tanam. Masih ada media tanam lain, Cocopeat salah satunya. Cocopeat termasuk ke dalam media tanam hidroponik yang bersifat organik, karena terbuat dari serbuk serabut kelapa. Serbuk serabut kelapa cukup mudah ditemukan di sekitar rumah, jadi tidak jarang kita melihat metode tanam ini diterapkan di tiap-tiap rumah. Karena Cocopeat adalah serbuk, maka keberadaannya dapat diperoleh menggunakan cara sabut kelapa digiling halus
terlebih dahulu. Salah satu manfaat jika menggunakan Cocopeat sebagai media tanam hidroponik ialah dapat menahan air serta memiliki unsur kimia lumayan banyak. Cocopeat mempunyai Ph antara 5,0 hingga 6,8 sehingga sangat baik untuk pertumbuhan tanaman apapun. Pemakaian Cocopeat biasanya dicampur terlebih dahulu dengan bahan lain seperti sekam
bakar dengan perbandingan 50:50 yang tujuannya tidak lain untuk memperbesar aerasi pada media tanam. Cocopeat dapat digunakan bersama tanah, atau berdiri sendiri. Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Ia juga memiliki pori-pori, yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Kandungan Trichoderma molds- nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah sehingga dapat menjaga tanah tetap gembur dan subur. Meski disebut-sebut sebagai media tanam alternatif berkualitas sebaik tanah, namun unsur hara yang ada di tanah, tidak ada padanya. Oleh karena itu, Cocopeat memerlukan tambahan pupuk sebagai penyubur.
Kata kunci : Pandemi Covid 19,, Penurunan Ekonomi, Sabut Kelapa, Cocopeat Block.
