Pengembangan Model Pelatihan Produk Kreatif Berbasis Minyak Atsiri Untuk Smk Farmasi Pada Era Pandemi Covid-19 Di Kabupaten Kebumen

Abstrak

Produk herbal dari minyak atsiri memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia baik di masa ini maupun yang akan datang. Indonesia merupakan pemasok 40 jenis minyak atsiri dunia dengan nilai ekspor mencapai 200 ribu USD per tahun. Di sisi lain, bersamaan dengan dampak pandemi COVID-19 yang dirasakan Indonesia sekarang adalah meningkatnya angka pengangguran, termasuk Kabupaten Kebumen. Jika melihat dari komposisi pengangguran berdasarkan tingkat Pendidikan didapatkan fakta bahwa Sebagian besar lulusan ada pada jenjang Pendidikan menengah, terutama pada kalangan lulusan SMK. Kenyataan ini salah satunya disebabkan karena masih adanya mismatch antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan permasalahan konsep dan analisa kondisi link and match hingga merumuskan strateginya. Peluang wirausaha produk herbal menjadi salah satu solusi yang bisa dikembangkan di SMK Farmasi untuk mendukung personal hygiene di masa pandemi COVID-19. Keterampilan untuk mendistilasi minyak atisiri dapat menunjang kompetensi operator produksi yang diharapkan ada pada diri lulusan SMK.  Pelatihan produk kreatif dengan metode partisipatori aktif dapat menjadi struktur tambahan kurikulum kewirausahaan melalui konsep input-process-output-outcome bertema teknopreneurship penyulingan minyak atsiri. Berdasarkan hasil pre test dan post test, terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan para siswa secara signifikan (p<0,05) dengan adanya pelatihan tersebut. Strategi lainnya untuk menciptakan calon pencari kerja yang kompeten adalah mengembangkan keahlian bahasa, teknologi informasi, peningkatan softskill dan attitude. Secara khusus, SMK perlu melakukan bedah kurikulum bersama dengan pihak industri secara komprehensif. Dalam lingkup yang lebih luas, Balai Latihan Kerja diharapkan dapat memfasilitasi kurikulum pelatihan skill baru seperti keterampilan bahasa asing dan penguasaan teknologi informasi agar dapat meningkatkan keterserapan tenaga kerja